Di tahun 1926 Sdr.Nanlohy mulai memberitakan Injil sepenuh di Amahasa dengan mengalami banyak tantangan. Mayoritas penduduk kepulauan Maluku adalah beragama Kristen, namun kehidupan kekristenan didaerah ini adalah agama nenek moyang. Kemudian datang Sdr.Kipur, Sdr.Tumbel disusul Sdr.Yocom, Sdr.Yoop Seloey dan Sdr.Rikihena. Dengan demikian Injil sepenuh menjalar keberbagai pelosok Maluku.
Pada bulan Maret 1927 Sdr.Groeneveld seorang pegawai doane di Balikpapan (Kalimantan Timur) mulai mengadakan persekutuan doa/kebaktian rumah tangga. Pada tahun 1930 Pdt.Debur datang dan memberitakan Injil di kota ini juga. Kèmudian disusul Pdt.Pattirajawane lalu datang pula Rev.Wassel.
Pelopor Injil Sepenuh yang patut dicatat untuk daerah Kalimantan Selatan adalah sdr.Pattirajawane, disusul sdr.Graaftal, kemudian sdr.J.J.Walewangko pegawai BPM, disusul pula sdr.Liem Hwa Seng.
Sdr.Yonathan Itar adalah pelopor Injil sepenuh di pulau Irian Jaya yang luas ini. Perjuangan beliau sangat berhasil, sehingga saat ini telah ada lebih dari 350 gereja Pantekosta di Irian Jaya. Ditempat ini juga ada Sekolah Alkitab untuk mendidik calon-calon hamba Tuhan.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang diperintah oleh Sri Sultan, kota yang dijuluki sebagai kota “gudeg” dan ‘kota mahasiswa/pelajar.” mendapat lawatan Tuhan. Gereja Pantekosta di Indonesia Yogyakarta mulai diperkenalkan ketika Pendeta S.I.P.Lumoindong membuka kebaktian pertama tahun 1928 di jalan Ngupasan. Kemudian antara tahun 1928-1930 tempat kebaktian dipindahkan ke jalan Góndomanan dan jalan Yudonegaran, dipimpin pendeta Abkoede dibantu Pdt.Jóhan Van Der Lip dan adiknya Pdt.Piet Van Der Lip.