Perjalanan Kembali Ke Seattle
Pdt. Patterson bersama keluarga harus meninggalkan Indonesia karena peperangan yang terjadi. Mereka menyeberang ke Surabaya untuk menghindar dari serangan bom. Disaat-saat yang genting seperti itu, Richard sering menyanyikan lagu “Safe In The Arms of Jesus” atau “Aman ditangan Yesus.” “Tentu saja pada saat bom-bom berjatuhan,” katanya,” Kamu harus memastikan bahwa kita semua aman ditangan Tuhan Yesus.”
Mereka berangkat ke New Orleans dan melanjutkan perjalanan ke Seattle, dengan Lincoln Zephyr yang dibeli Pdt. Patterson. Karena banyaknya kerusakan-kerusakan dari mobil itu, mereka berhenti di Washington untuk bisa mobil itu diperbaiki. Didalam perjalanan pelayanan misinya, sering anak-anak mengumandangkan lagu “Safe In The Arms Of Jesus.” Ketika mereka sampai di Seattle satu hari sebelum pergantian tahun 1942 ke tahun 1943, mereka sedang menunggu waktunya Tuhan untuk mencari gedung baru dimana Crystal Pool menjadi sasaran kuat untuk gedung yang baru oleh Pdt. Offiler. Arlin Wasell dan Harold Amundsen bersama Pdt. Offiler didalam team pencarian yang bakal menjadi gedung Bethel Temple yang terletak di daerah Second dan Lenora. Kemudian Pdt. Offiler bertemu dengan orang yang bertanggung jawab mengelola gedung Crystal Pool tersebut dan persepakatan tercapai untuk membeli gedung itu. Waktu berganti ketika gedung Crystal Pool sudah hampir selesai direnovasi, kedapatan bahwa pihak bank akan menyetop bantuan dana mereka kepada gedung itu. Ternyata seseorang yang bertanggung jawab didalam mengelola Crystal Pool tersebut, tidak punya hak untuk menjual gedung itu kepada orang lain.
Pdt. Offiler bergumul keras didalam doa tentang situasi tersebut. Lalu ia berangkat menuju ke bank yang bersangkutan dan Puji Tuhan, dana kembali disalurkan. Di waktu-waktu itu bahan-bahan untuk pembangunan itu sangat sulit diketemukan karena adanya peperangan disana sini dan ajaibnya semua bahan-bahan yang diperlukan mereka untuk perenovasian sangat gampang ditemukan. Suatu ketika Pdt. Offiler menugaskan Pdt. Patterson,” Ini wadah yang bisa menampung 30 pound air yang sudah pernah digunakan untuk keperluan lain. Kita akan mengganti fungsinya untuk bisa mengalirkan air panas. Pergilah dan cari yang bisa menampung 10 pound air.”
Pdt. Patterson sambil berjalan keluar ia berfikir,” Saya tidak tahu apa-apa tentang barang ini?” Tetapi ia pergi juga ke sebuah toko dimana penjaga toko memandangnya sambil berkata,” Barang seperti itu harus dipesan khusus hanya ditoko tertentu.” Tetapi ucapan itu tidak memberhentikan usaha Pdt. Patterson untuk mencari dan mencari. Akhirnya ia memasuki satu toko yang bernama Star Machinery dengan memegang barang yang diberikan oleh Pdt. Offiler sebagai contoh dan bertanya kepada penjaga toko katanya,” Apakah kamu punya barang seperti ini tapi yang hanya bisa menampung 10 pound air?” Penjaga toko melihat ia dan balik bertanya,” Kamu asalnya dari mana?” Pdt. Patterson menjawab,”Bethel Temple.” Penjaga toko menyahut kembali,” Saya punya barang yang kamu cari.” Lalu penjaga toko mengambil yang 30 pound, dan memberikan apa yang Pdt. Patterson mau.” Kemudian Pdt. Patterson kembali ke Bethel Temple.
Dikesempatan lain, mereka kekurangan empat kayu penopang untuk menopang lantai-lantai utama ruangan auditórium. Pdt Offiler berkata kepada Pdt. Patterson,” Pergilah dan cari apa saja yang bisa kamu temukan.” Sekali lagi, Pdt. Patterson berkata dalam hatinya,” Ya Tuhan, adalah baik untuk selalu diam didalam naunganMu.” Ia tahu bahwa ia hanya tahu sedikit didalam hal membangun dan segala sesuatu yang berhubungan dengan membangun. Pdt. Patterson pergi ke Ballard, dimana tidak sengaja ia melihat sesuatu yang ternyata itu adalah bahan untuk penyangah jembatan. Dengan cepat ia masuk kedalam toko tersebut dan bertanya kepada penjaga toko,” Apakah kamu punya barang yang seperti ini yang dijual murah?” Penjaga toko memandangnya dan bertanya,” Memangnya barang itu buat apa?” Pdt. Patterson menjawab,” Untuk Bethel Temple dan kami butuh lima saja.” Kemudian barang tersebut dijual kepadanya, dimana pada situasi seperti itu sangat sulit sekali untuk seseorang mendapatkan sesuatu segampang itu. Dan masih banyak lagi keajaiban-keajaiban lain yang Tuhan berikan didalam proses perenovasian gedung Bethel Temple yang baru. Contoh lainnya yaitu bagaimana mendapatkan balok-balok kayu untuk membuat kursi-kursi yang akan ditaruh didalam gedung. Pada tahun 1944 perenovasian selesai dilakukan dan diresmikan ditahun yang sama.