Rev.William West Patterson (1908-1984)

Peneguhan Visi Yang Ketiga 

Pdt. Patterson bersama team mengunjungi Borneo atau Kalimantan sekarang beberapa tahun pertama mereka di Indonesia. Pada waktu mereka sedang berlayar menuju Kalimantan, Pdt. Patterson melihat peneguhan visi yang ketiga yang didapat sewaktu ia diselamatkan. Adalah sebuah pohon kelapa yang bertumbuh di kedua belah sisi dari suatu sungai dan ia bersama keluarganya berlayar di sungai itu. Pdt. Patterson tahu bahwa itu adalah Indonesia, tanah dimana ia dipanggil. Jadi sebanyak tiga cara Tuhan memberikan konfirmasi demi konfirmasi atas panggilannya didalam hidup. 

Pdt. Mcknight berkata,” Kami belajar banyak disekolah Alkitab pada tahun itu, dari latihan-latihan, dan ada beberapa point yang diberikan Pdt. Patterson kepada kami semua yang berhubungan dengan Firman Tuhan disana. Saya kagum kepada kesabaran Pdt. Patterson dan keluarga didalam membantu saya dengan bahasa yang dipakai disana. Seringkali banyak orang datang dan mereka berbicara tentang bagaimana pekerjaan Tuhan dan saya sering memotong pembicaraan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan dikarenakan kata-kata yang tidak saya mengerti atau yang belum pernah saya dengar. Pada kesempatan itu, seperti saya menyusahkan ia dan saya pasti akan hal itu.” 

Keluarga Patterson memiliki mobil Ford model T dimana disuatu perjalanan bersama antara Keluarga Patterson dan keluarga Mcknight menuju ke kota Lamajong untuk menghadiri suatu pertemuan, kami berada di suatu daerah yang banyak menghasilkan buah-buahan. Semua jemaat membawa berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran untuk sekolah Alkitab disana, kami harus menyusun semua pemberian itu dibelakang mobil dan setelah itu kami menaruh yang selebihnya dibangku belakang mobil. Mobil diisi penuh sampai keatap dan hanya ditinggalkan sedikit ruangan untuk keperluan melihat kebelakang pada saat menyetir pulang. Suatu ketika Curly Cochransedang mengendarai mobil yang berisi penuh dengan berbagai jenis buah-buahan, sayur-sayuran serta buah kelapa selayaknya seperti penginjil-penginjil yang lain. Pada saat ia memasuki kota Asirian, seorang polisi Belanda memberhentikannya. Adalah merupakan suatu pelanggaran dikota Asirian apabila seseorang mengemudikan kendaraan yang berisikan muatan yang berlebihan. Curly menghentikan kendaraannya dan polisi harus melompat kesisi pengendara dikarenakan muatan yang berlebihan tersebut. Dengan kesalnya pak polisi tersebut marah-marah dengan menggunakan bahasa Belanda yang tidak dimengerti oleh Curly. Curly hanya menjawab dengan menggunakan bahasa Inggris dan melihat itu pak polisi melepaskan ia pergi. Richard meyambung,” Waktu kecil dahulu, mereka pergi ke sekolah Belanda di Indonesia. Kami biasa mengunakan tiga bahasa pada saat itu. Kami berbicara dalam bahasa Belanda dengan murid-murid tertentu, tetapi pada murid-murid yang lain dan kepada orang tua kami, kami berbahasa Inggris. Penduduk disana tidak mengerti bahasa Inggris, jadi kami menikmati suasana tersebut. 

Semua keluarga Pdt. Patterson bisa memainkan alat musik dan itu menguntungkan perjalanan misi mereka. Bill bisa memainkan trompet, Marion memainkan saxophone, dan Richard memainkan flute. 

Leave a Reply