Rev.William West Patterson (1908-1984)

Misi Yang Mulai Tersingkap 

Dikemudian waktu sementara Pdt. Patterson sedang mengendarai mobil disuatu keheningan malam menuju ke tempat pelayanan dimana ia akan melayani seorang wanita yang sedang terbaring sakit dirumahnya, ia bercerita tentang ketiga visi yang belum terungkap yang didapatnya disuatu perjalanan menuju ke Albany pada tahun 1922. Didalam visi tersebut sementara ia mengendarai mobilnya dijalan, ia melihat sebuah padang yang ditutupi oleh salju dan sebuah rumah yang terletak cukup jauh letaknya dan didalam rumah tersebut ada sebuah perapian kecil. Pesan yang ia terima dari visi tersebut adalah siapapun yang duduk disampingnya pada waktu ia sedang mengendarai mobilnya disaat ia memperoleh visi tersebut, akan mengambil bagian dipermulaan perjalanannya. Sementara itu ketika ia sedang mengendarai mobilnya pada malam itu ketika ia mensharingkan tentang visi kepada Gladys, ia melihat pemandangan yang sama ia pernah lihat tujuh tahun lalu dan itu merupakan konfirmasi dari visi yang didapatnya bahwa mereka suami istri akan memulai perjalanan bersama di Pendleton. 

Sebagai seorang pasangan muda, Pdt. Patterson dan istri pindah kembali ke Seattle pada tahun 1930 dan pada tahun 1931, mereka berdomisili dilantai atas dari sebuah supermarket yang dimiliki oleh orang tuanya. Disana, William dan Gladys mulai merasakan adanya panggilan yang kuat untuk menginjili didaerah Timur Belanda atau Indonesia. Pada tahun 1931, William diteguhkan sebagai pelayan sebelum mereka meninggalkan rumah mereka diatas supermarket. Anak pertama mereka, Bill, lahir disana pada tahun 1931. Mereka mulai menyusun perjalanan misionari mereka dan mereka menghabiskan musim dingin tahun 1933 dengan mengadakan kebaktian didaerah Timur dari Washington. Pdt. Patterson tinggal di rumah mertuanya di Latah pada saat itu. Dirumah itu, mereka dianugerahkan anak yang kedua yaitu seorang anak perempuan yang diberi nama Marion. Marion lahir pada bulan Febuari tahun 1933. Sesudah itu Pdt. Patterson dan keluarga kembali ke Seattle untuk persiapan terakhir menuju tanah dimana mereka dipanggil. 

Disaat-saat yang bersamaan, Pdt. Offiler, gembala dari Bethel Temple sedang memulai mengadakan kebaktian-kebaktian didaerah Seattle. Disuatu kesempatan didalam kebaktian-kebaktian tersebut, ada manifestasi menari dalam roh terjadi. Pdt Patterson melaporkan,” Saya melihat Roh Kudus turun ke saudari Ruth Nordeen dan saya melihat ia menari dalam roh. Saya tahu bahwa itu benar-benar terjadi. Lalu saya berkata didalam hati,” Oh itu benar-benar terjadi.” Tidak pernah terjadi seperti itu sebelumnya. Pada malam itu di Fort Lawton, saya sedang berdoa bersama-sama dengan satu kelompok orang-orang muda, sesudah itu setelah kebaktian selesai dan salah satu dari kita berdoa, Roh Kudus turun ke saya pada saat saya menutup mata saya, saya berdiri dan mulai menari diantara orang-orang dan kursi-kursi. Saya tidak pernah menari sebelumnya dan tidak pernah tahu bagaimana cara menari. Yang saya bisa katakan adalah tangan, kaki, dan badan saya didalam keadaan yang sadar menari dengan gerakan yang diatur. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kejadian tersebut dan saya tahu bahwa itu semua adalah hasil karya dari tangan Tuhan.” Jadi semua itu benar-benar terjadi dan saya sedikit kecewa karena banyak dari saudara-saudara yang tidak sependapat dengan saya dan mengatakan bahwa saya membuat-buat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Mereka berkata,” Lihat pada waktu Raja Daud menari dihadapan Tuhan.” Itu cerita benar, tetapi Raja Daud tidak menari diantara jemaat dan berkata,” Mari semua orang menari.” Kemudian Raja Daud tidak datang setiap hari Sabtu dan menari dihadapan Tabut Perjanjian Allah.” Harus ada keseimbangan. Saya bisa menyaksikan pada waktu Roh Kudus turun kepada saudari Ruth Nordeen, itu adalah Roh yang kudus dan kekaguman tinggal diam bersama jemaat. 

Leave a Reply