2). Grika.
a). Apollyon adalah kata Grika dan diterjemahkan “kebinasaan” (Matius 7:13; Roma 9:22; Filipi 3:19; II Petrus 2:1; 3:16; Wahyu 9:11).
b). Jurang maut (Wahyu 9:1-3; 20:1-3, 7; Roma 10:7; Lukas 8:31 adalah Abyss). Jadi kita melihat dengan membaca referensi-referensi khusus ini bahwa Sheol dan Abyss dihubungkan, secara khusus juga disebut “penjara”. Jurang maut dilihat sebagai penjara didalam tanah, tempat tahanan, dan sebagai tempat tinggal roh-roh iblis, lobang yang lebih dalam dari Sheol dan Hades. Abyss adalah penghancuran, Abaddon, Apollyon, yang dalam, lobang tak terhingga. Dengan merenungkan refensi-referensi ini akan menunjukkan kepada kita bahwa setiap tempat atau bagian dari neraka, dunia dibawah atau dunia roh, adalah penjara atau tahanan untuk berbagai mahkluk yang telah menjual dirinya kepada si jahat. Tempat Sheol atau Hades adalah tempat untuk roh-roh manusia jahat yang telah terpisah terutama mereka yang tidak selamat, sejak kebangkitan Kristus, dan juga orang-orang Perjanjian Lama yang tidak lahir baru. Tempat Tartarus adalah tempat roh-roh malaikat yang jatuh. Tempat Abyss atau jurang maut adalah tempat untuk roh-roh setan. Sama seperti manusia menempatkan para kriminal yang dipersalahkan dan pelanggar hukum di sel-sel yang berbeda-beda sesuai pelanggaran mereka, masing-masing menunggu keputusan dan pengadilan terakhir untuk kasus mereka, demikian pula Allah mempunyai tempat tahanan dimana Ia mengunci para terpenjara sampai pada pengadilan tahta putih besar, waktu semua akan diadili dan dihukum untuk ke neraka terakhir yaitu Gehenna.
d. Gehenna. Neraka terakhir dan kekal terlihat dalam kata Grika “Gehenna” yang sebenarnya berarti lembah Hinom. Ini diterjemahkan neraka 12 kali di ayat-ayat Matius 5:22, 29-30; 10:28; 18:9; 23:15, 33; Markus 9:43, 45, 47; Lukas 12:5; Yakobus 3:6. Ini diterjemahkan laut api 5 kali (Wahyu 19:20; 20:10, 14-15; 21:18).
1). Perjanjian Lama. Persamaan di Perjanjian Lama didapati pada kata Ibrani Tophet atau Topheth yang berarti mezbah. Secara historis kata ini mempunyai arti:
a). Waktu orang Israel jatuh pada penyembahan berhala dan mulai menyembah Baal, mereka menggunakan satu bagian dari lembah di sebelah timur Yerusalem untuk membakar hidup-hidup anak mereka, dan membakar sampah kota dengan api dan belerang. Bagian dari lembah ini disebut Tophet atau lembah tubuh yang mati. Disinilah raja-raja yang jahat menyuruh anak-anak mereka berjalan melalui api bagi dewa Baal dan Molok dewa matahari dan api (Imamat 18:21; Ulangan 18:10; Yehezkiel 23:27, 39; II Tawarikh 28:3-4; 33:6; Yeremia 7:31; 19:1-12). Beribu-ribu anak ditempatkan di atas tangan logam panas merah dari dewa besar itu, dan sementara terpanggang hidup-hidup teriakan mereka yang menyeramkan ditutup dengan bunyi canang dan pekikan para penyembah yang hingar-bingar. Mereka juga menutupi teriakan anak-anak dengan genderang. Oleh sebab itu dikatakan sebagai:
(1) Lembah Hinom (Yosua 15:8; Nehemia 11:30; 18:16).
(2) Lembah anak-anak Hinom (II Raja-raja 23:10).
(3) Lembah anak Hinom (II Tawarikh 28:3; Yeremia 23:35).
(4) Lembah mayat (Yeremia 31:40).
(5) Lembah tangisan anak-anak (II Tawarikh 28:3-4; 33:6).
Tempat ini juga menjadi tempat buangan sampah kota Yerusalem. Disini tetap ada api menyala yang menggunakan belerang. Dari lembah ini muncul asap yang berbau busuk dan menjijikan terus-menerus. Dari Tophet di Perjanjian Lama digunakan kata Gehenna di Perjanjian Baru yang digunakan Tuhan Yesus untuk menggambarkan neraka yang terakhir yaitu laut api.