Semua penyembahan yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan adalah penyembahan yang tidak berkenan kepada Allah. Allah menghendaki agar kita menyembahNya. Untuk itu, kita perlu menemukan Dia terlebih dahulu, mengenal Dia, dan menjamah Dia. Karena di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada di dalam Dia. Karena itu, sebelum menyembah Allah, kenalilah dahulu Allah yang mana yang patut disembah. Yaitu Allah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang telah menempatkan manusia diatas muka bumi ini, Allah yang telah menentukan musim-musim, bahkan batas-batas kediaman manusia. Allah yang demikian inilah yang perlu kita sembah, beribadah kepadaNya dengan jalan yang benar sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.
Selanjutnya Kisah Para Rasul 17:30-31 berkata, “… maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia bahwa dimana-mana mereka semua harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari… suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Siapakah Dia? Dialah Yesus Kristus! Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit kembali, kepadaNya diberikan segala kuasa untuk menghukum, dan menghakimi dunia ini. Inilah Tuhan yang patut kita sembah. Di luar itu, adalah penyembahan yang tidak berkenan kepada Allah, dan Tuhan akan menghakimi mereka yang menjalankan ibadah yang demikian.
Dikemukakan pula oleh rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 17, bahwa Allah tidak sama seperti emas, perak atau batu ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Maksudnya adalah buatan manusia, ciptaan, keahlian, kesenian manusia. Patung-patung, entah terbuat dari emas, perak atau batu, semua merupakan ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Allah yang sesungguhnya, Allah yang benar, tidak bisa disamakan seperti emas, perak atau batu ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Rasul Paulus menekankan hal ini dalam pemberitaannya.